Saya
menginginkan sharing sedikit mengenai perjalanan hidup yang diawali
dari zero. Saya tidak datang dari kelompok orang kaya dan itu tidak
gampang untuk saya untuk nikmati apa yang saya miliki saat ini. Bapak
saya sudah wafat pada saat saya dan adik-adik masihlah kecil. Ibu
sayalah yang banting tulang melindungi saya dan adik-adik.

Saya sempat juga bantu tetangga dekat tempat tinggal saya jualan pisang goreng saat pembantunya tidak datang. Saya tidak pernah malu untuk lakukan pekerjaan apapun walau bukanlah pekerjaan 'glamour', seandainya rejeki itu halal.
Ibu saya tidak pernah sekali juga menyuruh saya mencari duit sendiri, namun dia juga tak menghindar. Saya mencari duit sambilan bukanlah lantaran saya hidup sulit saja, namun untuk beli barang keperluan saya serta dikarenakan ketertarikan yang mendalam dalam usaha.
Sesudah tamat SMA, saya kerja berjualan jus buah-buahan di depan sekolah sembari menanti panggilan untuk kuliah. Saya memperoleh tawaran dari UITM di jurusan Electrical Engineering (Electronic) namun sangat terpaksa tidak diterima sebab saya lebih tertarik jurusan Quantity Surveying di satu perguruan tinggi swasta. Berbelanja di sekitaran tempat tinggal tidaklah murah, saya mulai aktif berdagang dengan cara online sebagai dropship saja.
Jualan Online dari Kampus
Pada tahun 2010, hanya satu mobil keluarga saya yakni mobil Kancil sudah 'total lost' akibat kecelakaan. Seperti patah kaki, menginginkan kemana saja juga sulit. Ibu saya memakai duit simpanannya untuk beli tunai satu mobil sisa namun ditipu rekannya. Seperti telah jatuh tertimpa tangga juga.
Pada akhirnya ibu saya dapat beli mobil Saga lama dengan harga 2-3 ribu ringgit bila tidak salah. Mobil itu agak jelek, atapnya bocor juga. Apabila hujan, air bakal menitik masuk dalam mobil. AC-nya juga tidak berperan. Setiap kali hujan kaca mobil bakal beruap, sangat terpaksa lap memakai tangan dari samping dalam.
Namun satu saja yang saya salut pada ibu, dia tidak pernah mengeluh walaupun sekali. Senantiasa tenang dan tersenyum. Namun hati anak mana yang tidak sedih lihat kondisi itu. Penambahan juga saat itu saya masihlah kuliah, benar-benar sangat sedih teringat kondisi ibu serta adik-adik di desa. Nyaris tiap-tiap malam mengalir air mata.
Waktu itu tersebut titik balik saya, saya betul-betul berkemauan untuk merubah hidup keluarga. Saya menginginkan cukup saya saja yang terasa sulit seandainya adik-adik saya suka. Pada umur saya awal 20-an, saya habis-habisan mencari duit. Jadi dropship memberi banyak ruangan serta peluang buat saya. Saya tidak butuh mengeluarkan modal, mengepak serta kirim barang.

Saya mulai
mencari duit sambilan waktu usia belasan th., tepatnya saat masihlah
SMP. Diantara usaha saya saat itu yaitu melayani 'rebonding' rambut
tiap-tiap pulang sekolah. Saya menjalankannya dirumah saja dan ibulah
yang keluarkan modal untuk beli barang peralatan.
Saya sempat juga bantu tetangga dekat tempat tinggal saya jualan pisang goreng saat pembantunya tidak datang. Saya tidak pernah malu untuk lakukan pekerjaan apapun walau bukanlah pekerjaan 'glamour', seandainya rejeki itu halal.
Ibu saya tidak pernah sekali juga menyuruh saya mencari duit sendiri, namun dia juga tak menghindar. Saya mencari duit sambilan bukanlah lantaran saya hidup sulit saja, namun untuk beli barang keperluan saya serta dikarenakan ketertarikan yang mendalam dalam usaha.
Sesudah tamat SMA, saya kerja berjualan jus buah-buahan di depan sekolah sembari menanti panggilan untuk kuliah. Saya memperoleh tawaran dari UITM di jurusan Electrical Engineering (Electronic) namun sangat terpaksa tidak diterima sebab saya lebih tertarik jurusan Quantity Surveying di satu perguruan tinggi swasta. Berbelanja di sekitaran tempat tinggal tidaklah murah, saya mulai aktif berdagang dengan cara online sebagai dropship saja.
Jualan Online dari Kampus
Pada tahun 2010, hanya satu mobil keluarga saya yakni mobil Kancil sudah 'total lost' akibat kecelakaan. Seperti patah kaki, menginginkan kemana saja juga sulit. Ibu saya memakai duit simpanannya untuk beli tunai satu mobil sisa namun ditipu rekannya. Seperti telah jatuh tertimpa tangga juga.
Pada akhirnya ibu saya dapat beli mobil Saga lama dengan harga 2-3 ribu ringgit bila tidak salah. Mobil itu agak jelek, atapnya bocor juga. Apabila hujan, air bakal menitik masuk dalam mobil. AC-nya juga tidak berperan. Setiap kali hujan kaca mobil bakal beruap, sangat terpaksa lap memakai tangan dari samping dalam.
Namun satu saja yang saya salut pada ibu, dia tidak pernah mengeluh walaupun sekali. Senantiasa tenang dan tersenyum. Namun hati anak mana yang tidak sedih lihat kondisi itu. Penambahan juga saat itu saya masihlah kuliah, benar-benar sangat sedih teringat kondisi ibu serta adik-adik di desa. Nyaris tiap-tiap malam mengalir air mata.
Waktu itu tersebut titik balik saya, saya betul-betul berkemauan untuk merubah hidup keluarga. Saya menginginkan cukup saya saja yang terasa sulit seandainya adik-adik saya suka. Pada umur saya awal 20-an, saya habis-habisan mencari duit. Jadi dropship memberi banyak ruangan serta peluang buat saya. Saya tidak butuh mengeluarkan modal, mengepak serta kirim barang.
0 Response to "Heboh!! Penjual Pisang Goreng Yang Cantik Ini Bisa Beli 3 Mobil Mewah. Ternyata Inilah Yang Dia Lakukan "
Posting Komentar